Bhayangkara dalam Cermin Reformasi

Bhayangkara dalam Cermin Reformasi

Reformasi Polri menjadi hal penting. Terutama setelah sejumlah kasus pelanggaran hukum yang melibatkan oknum aparat jadi sorotan publik.-dok. Disway-

BOGOR.DISWAY.ID - Polisi kembali jadi sorotan. Bukan karena kebencian, tapi karena harapan. Dari ruang publik hingga ruang istana, satu kata kembali bergema: reformasi.

Publik ingin polisi yang bisa dipercaya. Polisi yang bisa diandalkan. Polisi “piandel” — istilah Jawa untuk sandaran yang kokoh dan menenangkan.

Presiden Prabowo Bergerak Cepat

Sorotan publik dijawab langsung oleh Presiden Prabowo Subianto. Ia memutuskan membentuk Komisi Reformasi Polri, tim ad hoc yang diberi mandat melakukan pembenahan besar-besaran di tubuh Bhayangkara.

BACA JUGA:Mahasiswa Jadi Garda Depan Ekspedisi Patriot, Proyek Besar Prabowo Subianto

Tujuannya bukan kosmetik. Tapi perubahan mendasar — dari kelembagaan, operasional, hingga etika aparat.

“Polri harus menjadi pelindung dan pelayan rakyat, bukan alat kekuasaan,” tegas Presiden Prabowo dalam arahannya.

Langkah ini menandai era baru hubungan rakyat dan polisi — bukan jarak, tapi kedekatan. Bukan rasa takut, melainkan rasa percaya.

Polisi di Persimpangan Harapan

Di tengah sorotan dan kritik, ada banyak polisi yang tetap bekerja senyap di lapangan.

Seperti Bripka Arif, Bhabinkamtibmas di sebuah desa di Jawa Tengah.

Setiap pagi ia membantu anak-anak menyeberang jalan, malamnya ronda bersama warga.

“Kadang masyarakat marah karena ulah oknum. Tapi tugas saya tetap melindungi mereka,” katanya pelan.

Sosok seperti Arif adalah wajah yang ingin dihidupkan kembali oleh reformasi ini — polisi yang hadir dan membumi.

Sumber: