Tren Fashion Terbaru, Sutra Lokal Anti-Glossy dari Ulat Singkong

Tren Fashion Terbaru, Sutra Lokal Anti-Glossy dari Ulat Singkong

Tim peneliti IPB University yang dipimpin Prof Ronny Rachman Noor berhasil mengembangkan enam galur unggul ulat sutra ini.--IPB University

BOGOR, DISWAY.ID - Tahukah kamu kalau 95 persen benang sutra di Indonesia masih impor?

Di balik blus dan scarf sutra yang kamu pakai, sebagian besar masih berasal dari luar negeri.

Tapi kabar baiknya, ada “bintang baru” di dunia tekstil: ulat sutra Samia ricini, atau yang akrab disebut ulat sutra non-murbei.

Tim peneliti IPB University yang dipimpin Prof Ronny Rachman Noor berhasil mengembangkan enam galur unggul ulat sutra ini.

Nama-namanya unik: Jopati, Prasojo, Pasopati, Joglo, Progo, dan Tawang Biru.

Yang bikin heboh, produktivitasnya bisa dua kali lipat dibanding sutra biasa dan bisa hidup dengan pakan daun singkong—murah dan mudah didapat di seluruh Indonesia.

BACA JUGA:IPB University dan NUS Perkuat Riset Sistem Pangan dengan Manfaatkan AI

Dari Alam untuk Gaya Hidup Modern

Benang sutra Samia ricini ini punya karakter khas: tidak mengilap, teksturnya unik, dan lagi naik daun di dunia fesyen global karena kesannya yang natural dan earthy.

Cocok banget buat kamu yang suka gaya slow fashion dan sustainable.

Lebih dari itu, peneliti menemukan kokon ulat ini mengandung serisin—zat bioaktif yang lagi dikembangkan untuk kosmetik alami.

Bayangkan, dari sutra yang sama, bisa tercipta kain eksklusif untuk baju sekaligus bahan skincare yang bikin wajah glowing.

BACA JUGA:Guru Besar IPB University: Microbanking Syariah Bisa Jadi Mitra Strategis Koperasi Merah Putih

Proyek ini dikembangkan dengan konsep zero waste. Pupanya bisa diolah jadi biskuit bayi untuk cegah stunting, pakan ternak, bahkan ikan.

Sisa pakan, feses, dan urine diubah jadi pupuk organik. Jadi, satu siklus hidup ulat ini nggak meninggalkan limbah sia-sia—benar-benar eco-friendly.

Sumber: