Merasa Rindu pada Tanah Suci Setelah Pulang Haji? Psikolog IPB Jelaskan Fenomena Post Hajj Syndrome

adanya fenomena Post-Hajj Syndrome atau Post-Umrah Syndrome yang kerap dialami oleh jamaah sepulang dari Tanah Suci--Agence France Presse-New York Times
BOGOR, DISWAY.ID – Pulang dari Tanah Suci, tapi hati terasa kosong?
Atau justru dilanda kerinduan pada suasana khusyuk di sekitar Ka’bah, hingga muncul rasa gelisah dan sedih yang berkepanjangan?
Ternyata, perasaan ini sering dialami jamaah haji dan umrah.
Apakah Anda salah satunya?
BACA JUGA:Dedi Mulyadi Kunjungi Cianjur, Bicarakan Soal Cinta dan Politik di Tengah Keramaian Warga
Nur Islamiah, M.Psi,, PhD., dosen sekaligus psikolog dari IPB University, mengungkap adanya fenomena Post-Hajj Syndrome atau Post-Umrah Syndrome yang kerap dialami oleh jamaah sepulang dari Tanah Suci.
Tak sedikit dari mereka yang merasakan kehampaan emosional setelah kembali ke rutinitas sehari-hari.
“Post-Umrah/Hajj Syndrome merupakan kondisi transisi psikologis, emosional, dan spiritual yang dialami oleh sebagian jamaah setelah menunaikan ibadah besar,” jelasnya dalam keterangan kepada media.
Ia menjelaskan, kondisi ini ditandai dengan perasaan hampa, kehilangan makna, penurunan semangat spiritual, serta kerinduan mendalam terhadap suasana sakral di Tanah Suci.
BACA JUGA:5 Ciri-Ciri Gejala Anemia yang Sering Dirasakan, dari Sakit Kepala sampai Kulit Pucat!
“Namun, perlu dipahami bahwa sindrom ini tidak termasuk gangguan kejiwaan, melainkan respons emosional yang wajar dialami setelah melalui pengalaman spiritual yang sangat intens,” ungkap sosok yang akrab disapa Bu Mia ini.
Dalam ilmu psikologi, sebut dia, respons ini sejalan dengan konsep post-event letdown.
Seseorang dapat saja merasa kosong atau kehilangan arah setelah menjalani pengalaman hidup yang sangat bermakna dan menyentuh jiwa.
“Aktivitas berjalan seperti biasa, tetapi hati terasa kosong. Ibadah terasa kurang menggetarkan jiwa seperti sebelumnya. Pikiran kerap terbang kembali ke suasana Makkah dan Madinah. Rindu lantunan doa, suasana sakral, dan ketenangan jiwa yang sulit ditemukan di tengah hiruk-pikuk kehidupan di dunia nyata,” urainya.
Sumber: