Menurutnya, saat ini sekitar 70 persen penduduk Kabupaten Bogor merupakan generasi milenial dan gen Z, sedangkan jajaran ASN masih didominasi oleh generasi X.
“Kalau kita tidak bertindak sekarang, kita hanya akan jadi follower. Padahal kita punya potensi jadi trendsetter pertanian nasional,” tandas Ajat.
BACA JUGA:Pemkot Bogor Pastikan Langkah Cepat dan Tuntas Atasi Longsor Batutulis
Ajat turut mendorong pendekatan inovatif seperti urban farming dan hidroponik yang bisa diterapkan di sekolah-sekolah, serta pemanfaatan aset daerah seperti bangunan bekas ruko dan fasilitas pendidikan sebagai bagian dari sistem rantai pasok pangan lokal.
“Anak-anak sekolah bisa belajar hidroponik, hasilnya disuplai ke dapur MBG, jadi dari sekolah untuk sekolah. Ini menjadi rantai pasok yang terintegrasi,” ujarnya.
Ia pun mengajak seluruh elemen masyarakat dan pemangku kepentingan untuk terus memperkuat kolaborasi serta tidak ragu untuk terjun di sektor pertanian, karena sektor ini memiliki peran vital dalam menjaga stabilitas ekonomi lokal.