Agus juga menyebutkan potensi ancaman jangka panjang dari aktivitas pertambangan di wilayah Raja Ampat, meskipun saat ini belum merusak habitat langsung anggrek tersebut.
“Kerusakan yang terjadi di pulau-pulau sekitar akibat pertambangan dapat mengancam habitat di Pulau Waigeo, apalagi dengan pengaruh arus laut yang kuat,” jelasnya.
Daripada terus menggali bumi dan merusak ekosistem, Dr Agus menyarankan agar Raja Ampat dikembangkan melalui jalur ekowisata yang ramah lingkungan.
Potensi kekayaan flora seperti anggrek biru bisa menjadi daya tarik wisata yang berkelanjutan.
“Pemanfaatan kawasan Raja Ampat sebaiknya diarahkan untuk kegiatan wisata yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Dengan demikian, kekayaan alam ini bisa memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat setempat dalam jangka panjang,” ujarnya.
BACA JUGA:Wisata Raja Ampat: 7 Rahasia Surga Tersembunyi Papua yang Bikin Traveler Dunia Penasaran!
Anggrek biru bukan sekadar bunga cantik.
Ia adalah simbol dari keragaman hayati Indonesia yang luar biasa, sekaligus pengingat betapa rentannya keindahan alam jika tidak dijaga.
Mungkin hanya satu di dunia, dan kita memilikinya. Tapi jika tak segera dilindungi, bisa jadi generasi mendatang hanya bisa melihatnya lewat foto.