Keracunan Makanan di Bogor Selatan: Ini Respons Cepat Wali Kota Dedie Rachim

Minggu 16-11-2025,10:02 WIB
Reporter : Cut Rizka Ardina H
Editor : Cut Rizka Ardina H

BOGOR.DISWAY.ID - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bergerak cepat menindaklanjuti laporan dugaan keracunan makanan yang menimpa sejumlah siswa di salah satu sekolah di Kecamatan Bogor Selatan pada Jumat (14/11/2025).

Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, menyampaikan rasa prihatinnya atas insiden tersebut dan berharap kejadian serupa tidak kembali terjadi. Ia menjelaskan bahwa Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang terlibat dalam kejadian tersebut merupakan unit baru dan belum mengantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) dari Dinas Kesehatan (Dinkes).

“Saya sangat prihatin. Semoga kasus seperti ini tidak terulang, apalagi jika seluruh SPPG sudah memiliki SLHS. Kebetulan SPPG ini baru beroperasi dan belum mendapatkan sertifikat. Rencananya besok baru akan dilakukan pelatihan,” ujar Dedie Rachim di Gedung DPRD Kota Bogor.

Dedie juga mengingatkan semua pihak untuk lebih berhati-hati, terutama menyangkut kesehatan anak-anak. Ia menegaskan agar tidak ada lagi kecerobohan yang menyebabkan siswa jatuh sakit. Menurutnya, seluruh pasien sudah mendapat penanganan dari Dinkes dan Puskesmas, serta diharapkan jumlah kasus tidak bertambah.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Sri Nowo Retno, menjelaskan bahwa para siswa ditangani di tiga fasilitas kesehatan, yakni Puskesmas Bogor Selatan, Bondongan, dan Lawanggintung. Selain itu, rumah sakit di seluruh Kota Bogor juga telah diminta untuk bersiaga apabila terjadi penambahan pasien.

Dinkes telah memulai penyelidikan epidemiologi dengan melakukan wawancara terhadap pihak SPPG dan para pasien. Petugas juga mengambil sampel makanan serta spesimen pasien untuk diuji lebih lanjut. Retno meminta pihak sekolah untuk segera melaporkan jika ditemukan kasus tambahan.

Selain itu, Dinkes menginstruksikan penghentian konsumsi makanan yang telah dibagikan namun belum dimakan. Upaya monitoring terus dilakukan, mulai dari pemeriksaan sampel di laboratorium daerah hingga pemantauan laporan pasien dari rumah sakit, puskesmas, dan pihak sekolah.

SPPG Batutulis 08 diketahui mendistribusikan sebanyak 3.992 porsi makanan ke 17 sekolah dalam tiga kloter pembagian. Menu yang disajikan pada hari itu adalah nasi, ayam bakar, tumis jagung wortel, susu kotak, dan keripik tempe. Gejala mulai muncul dalam waktu 10 hingga 30 menit setelah makanan dikonsumsi.

Beberapa gejala yang dialami pasien meliputi mual, muntah, diare, BAB berdarah atau berlendir, demam, pusing, menggigil, keringat berlebih, dan nyeri perut.

Retno memastikan bahwa Pemkot Bogor melalui Dinkes akan terus melakukan langkah pencegahan dan penanganan lanjutan agar kejadian serupa tidak kembali terjadi.

Kategori :

Terpopuler