Debunking Toxic Masculinity: Jadi Pria Sejati Bukan Berarti Harus Keras

Selasa 04-11-2025,15:55 WIB
Reporter : Cut Rizka Ardina H
Editor : Cut Rizka Ardina H

Beberapa langkah sederhana untuk melawan toxic masculinity:

Normalisasi berbagi perasaan dan meminta bantuan.

Hargai kelembutan, empati, dan kerjasama.

Dukung sesama pria untuk terbuka tanpa takut dihakimi.

Bangun identitas diri yang tidak bergantung pada stereotip sosial.

Menuju Maskulinitas yang Sehat

Kita tidak perlu menghapus maskulinitas — yang perlu diubah adalah versi “toxic”-nya.

Maskulinitas yang sehat adalah tentang keseimbangan: kuat tapi peduli, berani tapi bijak, tangguh tapi tetap manusiawi.

Ketika pria bebas menjadi dirinya sendiri tanpa tekanan sosial, masyarakat pun akan jadi lebih inklusif dan sehat secara emosional.

BACA JUGA:Perawatan Wajah Pria dengan Produk Lokal, Nggak Ribet tapi Hasil Maksimal!

Toxic masculinity bukanlah tanda kekuatan, tapi bentuk pengekangan yang mengekang kebebasan pria untuk menjadi manusia seutuhnya.

Sudah saatnya kita mendefinisikan ulang makna maskulinitas — bukan berdasarkan kekerasan atau dominasi, melainkan kejujuran, empati, dan keberanian untuk menjadi diri sendiri.

“Menjadi pria bukan berarti tak boleh rapuh. Justru di sanalah letak kekuatan sejati.”

Kategori :