Takut 'Ketindihan' saat Tidur, Mistis atau Ilmiah? Ini Kata Ahli Neurologi IPB

Takut 'Ketindihan' saat Tidur, Mistis atau Ilmiah? Ini Kata Ahli Neurologi IPB

Fenomena “ketindihan” saat tidur kerap dianggap sebagai pengalaman mistis atau supernatural.--Freepik

"Parasomnia adalah keadaan yang ditandai dengan terbangunnya tidur, baik saat awal tidur maupun selama tidur, yang tidak mengubah kualitas maupun kuantitas tidur," jelasnya.

Ia mendefinisikan sleep paralysis sebagai ketidakmampuan tubuh untuk bergerak saat awal atau akhir tidur, meski kesadaran sudah kembali.

"Sleep paralysis itu sendiri adalah ketidakmampuan bergerak pada saat awal atau akhir tidur, sementara subjek telah terbangun.” 

Gangguan ini terjadi pada fase REM, yakni ketika seharusnya otot tidak dapat digunakan sementara subjek tertidur.

"Bahasa mudahnya, pada sleep paralysis, tubuh kita masih pada sleep mode tetapi otak kita sudah aktif," ujar dr Yeni memberikan analogi.

BACA JUGA:Camaba Cek! Ini Jadwal Seleksi Ujian Mandiri IPB 2025/2026, Bisa Daftar Pakai Skor UTBK

Penyebab dan Gejala

dr Yeni menerangkan, sleep paralysis umumnya muncul pertama kali pada usia 15 hingga 35 tahun.

Kondisi ini dapat muncul secara sporadis dan dipicu oleh kurang tidur, stres, gangguan kecemasan, faktor keturunan, serta kondisi medis seperti narkolepsi.

"Sebagian besar subjek tertidur dengan posisi terlentang dan tidak dapat bergerak, sekalipun napas dan jantung bergerak secara normal. Tiap episode biasanya beberapa detik hingga menit,” paparnya. 

Selama kejadian, seseorang masih memiliki kesadaran terhadap keadaan yang terjadi, sehingga seringkali diikuti perasaan ketakutan, meskipun pada beberapa subjek bisa merasa sangat rileks.

Ia menambahkan, gejala lain yang bisa muncul termasuk halusinasi, terutama jika penyebabnya adalah narkolepsi.

"Hal ini bisa menyebabkan rasa takut pada subjek. Episode ini dapat berakhir secara spontan," imbuhnya.

BACA JUGA:Merasa Rindu pada Tanah Suci Setelah Pulang Haji? Psikolog IPB Jelaskan Fenomena Post Hajj Syndrome

Penanganan dan Pencegahan

Penanganan utama, menurut dr Yeni, adalah dengan memperbaiki gaya hidup.

Caranya dengan memperbaiki pola tidur, dan menerapkan sleep hygiene seperti mengatur jam tidur dan bangun, membatasi konsumsi kafein, dan makanan berlemak juga cepat saji. 

Sumber: