Sapi untuk Rakyat: Jalan Menuju Kedaulatan Pangan

Program ini memiliki fokus utama mempercepat swasembada. Tentu melalui kolaborasi: pemerintah, swasta dan peternak.-dok. Disway-
Banyuwangi, Sumbawa, Muara Enim, Boyolali: klaster peternakan sapi perah dan pedaging, integrasi sawit-sapi, dan pasture.
Kedaulatan Pangan Lewat Susu
Pemerintah mengimpor 1,5 juta sapi perah premium untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG), mencakup 20 juta anak sekolah, anak belum sekolah, ibu hamil, dan ibu menyusui.
Tujuannya: meningkatkan konsumsi susu nasional, mengurangi ketergantungan impor, dan mendukung gizi anak-anak.
Dukungan Peternak Lokal
Putra Jakarta Farm di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, contohnya, mendukung program ini, sekaligus menekankan pentingnya perhatian pemerintah terhadap kesehatan, bibit, dan pakan sapi.
Peternak lain, seperti Edy Suprayitno (Tangerang), menyoroti kebutuhan modal, subsidi, dan pencegahan penyakit PMK.
Aspek Keamanan Pangan
Pakar epidemiologi Dicky Budiman menekankan perlunya pengawasan ketat kesehatan sapi, vaksinasi, sertifikasi dokter hewan, serta praktik pemotongan higienis untuk mencegah penyakit zoonosis dan kontaminasi bakteri.
Distribusi sapi harus memperhatikan animal welfare dan dampak lingkungan.
Progres dan Sinergi
Hingga Agustus 2025, 28.656 ekor sapi perah dan pedaging telah ditambahkan dengan investasi Rp3,2 triliun, jauh melampaui realisasi tahunan sebelumnya (~6 ribu ekor).
Kolaborasi antar kementerian, investor, koperasi, dan peternak diharapkan mempercepat pertumbuhan ternak sekaligus meningkatkan kesejahteraan peternak rakyat.
Kesimpulan
Program Peningkatan Produksi Daging dan Susu Nasional 2025 merupakan cita-cita besar Indonesia untuk mandiri pangan. Setiap liter susu dan ekor sapi yang lahir menjadi bukti bahwa Indonesia mampu berdikari, meningkatkan gizi masyarakat, dan membuka peluang ekonomi baru bagi peternak lokal.
Sumber: