RSUI Punya Kamar Operasi Emergensi, Pasien Gawat Darurat Bakal Ditangani Lebih Cepat

Dalam upaya meningkatkan layanan kesehatan yang cepat, aman, dan responsif terhadap kondisi gawat darurat, Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) meresmikan pembukaan Kamar Operasi (OK) Emergensi yang berlokasi strategis di area Instalasi Gawat Darurat --RSUI
DEPOK, DISWAY.ID – Dalam upaya meningkatkan layanan kesehatan yang cepat, aman, dan responsif terhadap kondisi gawat darurat, Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) meresmikan pembukaan Kamar Operasi (OK) Emergensi yang berlokasi strategis di area Instalasi gawat darurat (IGD).
Fasilitas ini dihadirkan sebagai jawaban atas meningkatnya kebutuhan tindakan bedah emergensi di RSUI dalam beberapa bulan terakhir.
Hingga saat ini, RSUI mencatat angka tindakan bedah yang cukup tinggi, dengan 700 hingga 800 operasi setiap bulannya.
Dari jumlah tersebut, sekitar 100 hingga 120 operasi dikategorikan sebagai tindakan emergensi, yakni kasus-kasus medis yang menuntut penanganan cepat dan tidak dapat ditunda.
BACA JUGA:Lansia Bogor Wajib Jalani 8 Pemeriksaan Kesehatan Gratis, Rentan Penyakit Tak Menular
Pembukaan OK Emergensi menjadi langkah signifikan dalam menyempurnakan sistem rujukan dan penanganan kedaruratan medis, khususnya yang membutuhkan intervensi bedah segera.
Kehadiran ruang operasi yang langsung terintegrasi dengan IGD diharapkan mampu mempercepat waktu respons, mulai dari proses identifikasi kondisi kritis pasien hingga tindakan pembedahan dilakukan.
Menurut dr. Anggara Gilang Dwiputra, Sp.An., Kepala Instalasi Central Operating Theatre (COT) RSUI, peningkatan jumlah kasus emergensi dalam waktu singkat mendorong pihak rumah sakit untuk segera menghadirkan solusi yang memadai.
“Kami melihat lonjakan kebutuhan tindakan operasi emergensi sebagai indikator penting bahwa sistem pelayanan bedah harus semakin gesit. Oleh karena itu, OK Emergensi ini dirancang dengan peralatan lengkap dan standar tinggi, sehingga pasien yang datang dalam kondisi kritis bisa langsung mendapatkan intervensi yang dibutuhkan tanpa menunggu antrean kamar operasi reguler,” ungkapnya.
BACA JUGA:Cek Kesehatan Gratis 2025 Sasar Anak Sekolah, Apa Saja yang Bakal Diperiksa?
Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa kehadiran kamar operasi baru ini juga diharapkan dapat mengurangi beban antrean di Central Operating Theatre, serta menjaga kelancaran pelayanan untuk kasus-kasus elektif lainnya.
Hal senada juga disampaikan oleh dr. Kusuma Januarto, Sp.OG., Subsp.Obginsos., Direktur Utama RSUI.
Ia menegaskan bahwa waktu menjadi faktor penentu dalam menangani pasien gawat darurat.
Oleh karena itu, RSUI menaruh perhatian besar pada aspek integrasi sistem, ketersediaan sumber daya manusia, serta kelengkapan sarana dan prasarana.
Sumber: