BOGORDISWAY.ID - Perang Iran-Israel semakin tegang usai Amerika Serikat melancarkan serangan langsung ke fasilitas nuklir Iran.
Situasi ini memicu kekhawatiran global, termasuk dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), yang mengingatkan bahwa genosida oleh Israel terhadap warga Gaza adalah pemicu utama meningkatnya ketegangan di kawasan.
Sekretaris Jenderal MUI, Amirsyah Tambunan, menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap konflik yang terus meluas tersebut.
Ia menekankan bahwa komunitas internasional tidak boleh tinggal diam dalam menghadapi kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh Israel.
"Intinya stop genosida karena inilah penyebab perang dan dunia internasional harus memberikan hukuman kepada Israel yang melakukan genosida," ujar Amirsyah, Senin 23 Juni 2025.
Pernyataan ini dikeluarkan menyusul eskalasi terbaru dalam perang Iran-Israel, di mana Presiden AS Donald Trump mengumumkan keterlibatan langsung militer AS dengan menargetkan fasilitas strategis Iran, termasuk pusat nuklir Fordo, pada Sabtu kemarin.
BACA JUGA:Amerika Ikut Campur Konflik Iran dan Israel, Menlu Iran Akan Temui Putin, Ini Respon Dunia
Dalam situasi ini, Amirsyah juga menekankan pentingnya menjunjung nilai-nilai kemanusiaan dan hak asasi manusia sebagai prinsip dasar yang tidak bisa dinegosiasikan.
"Ketika nilai-nilai kemanusiaan di perlakuan secara zalim, maka keharusan untuk membela diri, membela negaranya dengan cara," tegasnya.
Pertama, lanjutnya di saat damai dengan cara diplomasi yakni seni dan praktik menjalankan hubungan antarperorangan, negara atau organisasi, seringkali melalui dialog, negosiasi, dan upaya damai lainnya.
BACA JUGA:Geger! Presiden Iran Temui Xi Jinping Pasca-Serangan AS, Vladimir Putin Menyusul, Benarkah?
"Untuk mencapai tujuan bersama atau menyelesaikan perbedaan," katanya.
Amirsyah mengingatkan bahwa dalam kondisi perang, membela diri merupakan hak dasar yang melekat pada setiap manusia.
Ia mengutip prinsip universal HAM tentang hak hidup sebagai hak yang paling fundamental.