Pergeseran Tanah Cianjur: Ratusan Rumah Rusak, Warga Terancam

Salah satu bangunan yang rusak akibat pergeseran tanah-Istimewa-
CIANJUR, DISWAYBOGOR.ID - Fenomena pergeseran tanah di CIANJUR sudah sangat menghawatirkan.
Fenomenan alam ini melanda dua desa di Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menghancurkan ratusan rumah dan fasilitas umum.
Fenomena pergeseran tanah Cianjur ini merupakan peringatan akan kondisi tanah yang labil, ditambah curah hujan ekstrem tidak bisa lagi diabaikan.
Camat Pagelaran, Reki Nopendi, mengatakan bahwa berdasarkan data yang ada. Tercatat, sebanyak 200 rumah rusak akibat pergeseran tanah di wilayah ini.
"Dari sebanyak 200 rumah yang terdampak, sebanyak 66 rumah di antaranya dalam kondisi rusak parah dan tidak dapat dihuni," ungkapnya Kamis 19 Juni 2025.
BACA JUGA:Jembatan Gantung Cibuntu Cianjur Rusak Parah, Warga dan Pelajar Terpaksa Seberangi Sungai Cisokan
Desa Situhiang dan Desa Pangadegan menjadi titik terparah dari pergeseran tanah yang telah berlangsung selama dua bulan terakhir. Di Desa Situhiang, tercatat 34 rumah rusak berat.
Sedangkan, di Pangadegan, 32 rumah tak lagi layak huni. Bahkan hingga hari ini, tanah masih terus bergerak dan mengancam keselamatan warga dan memperparah kerusakan yang ada.
Menurut Reki, penyebab utama pergeseran tanah di Cianjur adalah tingginya curah hujan dan kontur tanah yang tidak stabil.
Kondisi ini menciptakan bencana yang terus berulang, tanpa adanya solusi konkret dari pihak terkait.
"Kami melihat masjid yang biasa jadi tempat ibadah warga kini retak-retak, dan puskesmas juga tak bisa beroperasi maksimal," ujar Reki dengan nada prihatin.
Kerusakan tak hanya menyasar permukiman. Jalan lingkungan terputus, masjid retak-retak, dan puskesmas rusak berat.
Akses warga terganggu, layanan kesehatan lumpuh, dan suasana desa kini dipenuhi kecemasan.
Pemerintah daerah dan instansi terkait harus segera bertindak. Penanganan tidak bisa lagi bersifat reaktif.
Sumber: