“Jumlahnya berubah-ubah tiap hari, tergantung kehadiran siswa,” jelas Nabila sambil tersenyum.
Cegah Keracunan dengan Higienitas Super Ketat
Ahli gizi Wella Merjuna jadi garda depan menjaga kebersihan.
Menurutnya, banyak kasus keracunan berasal dari personal hygiene yang kurang — tangan tidak bersih, baju tidak steril, hingga alat masak tercampur.
“Sebelum masuk dapur, semua wajib ganti baju, cuci tangan, dan pakai sepatu khusus,” tegasnya.
Setiap area di dapur pun dibedakan: area masak, penyimpanan, dan ruang staf tidak boleh bercampur agar tidak ada kontaminasi silang.
Bahkan, peralatan masak dicuci dengan air panas setelah digunakan.
“Keran air panas ada di setiap titik pencucian. Supaya steril,” tambah Wella.
Tak hanya itu, mereka juga memeriksa bahan baku berkali-kali — dari supplier hingga ke tahap pemasakan — untuk memastikan tidak ada bakteri seperti Salmonella atau E. Coli yang tersisa.
Menu Favorit Anak-Anak dan Cerita di Balik Food Waste
Setiap hari, menu yang disiapkan berbeda.
Tim gizi menyesuaikan porsi berdasarkan usia dan kebutuhan gizi — dari anak PAUD sampai ibu hamil.
Prinsipnya sederhana: Isi Piringku, yang berisi karbohidrat, lauk-pauk, sayur, dan buah.
Salah satu menu favorit adalah jagung pipil, disusul brokoli dan wortel — dua sayuran yang ternyata disukai anak-anak.
Wella bercerita, hal itu bisa dilihat dari sisa makanan.
“Anak-anak malah lebih rajin makan sayur. Food waste-nya sedikit banget,” katanya.